tempat berbagi cerita dan pengetahuan

Selasa, 09 Oktober 2012

Say Good-bye to Yesterday








Memang melupakan masa lalu bukanlah pekerjaan yang mudah. Namun kita 
harus menyadari bahwa masa lalu bukanlah hal yang nyata. Sebuah 
pepatah bijak dengan jelas mengatakan bahwa hari kemarin telah 
berakhir tadi malam (yesterday ended last night). Entah kita sukses 
maupun gagal, itu sudah berakhir tadi malam. Masa lalu adalah sebuah 
sejarah! 

Jack Hayford pernah mengatakan the past is a dead issue, and we 
can't gain any momentum moving toward tomorrow if we are dragging 
the past behind us. Ya, masa lalu adalah barang mati dan kita tidak 
mungkin meraih momentum untuk menuju hari esok kalau kita senantiasa 
menyeret-nyeret masa lalu di belakang kita. Sayangnya, tidak sedikit 
orang yang masih saja senang (meski tanpa mereka sadari) menyeret-
nyeret masa lalu ke mana pun mereka pergi. Mereka ibarat peserta 
lomba marathon yang berlari dengan kaki terbelenggu rantai dan bola 
besi atau batu besar. 

Itulah sebabnya kita perlu bersikap bijak terhadap masa lalu yang 
kelabu. Willie Jolley pernah mengingatkan kalau memahami masa lalu 
itu penting supaya kita tidak mengulang kesalahan yang 
sama. "Jadikanlah masa lalu sebagai tempat bercermin bukan tempat 
tinggal Anda. Ada alasan kenapa kaca depan mobil selalu lebih besar 
sedangkan kaca spion lebih kecil. Anda diharap sesekali melihat ke 
belakang namun tidak terus-menerus melakukan hal itu!" katanya. 
Ada juga orang bernama James Long yang mengingatkan bahwa salah satu 
alasan mengapa Tuhan menciptakan waktu adalah agar ada tempat bagi 
kita untuk mengubur kesalahan masa silam. "One reason God created 
time was so that there would be a place to bury failure of the 
past," kata James. Ingatlah selalu bahwa kehidupan terbagi atas tiga 
waktu yakni masa lalu, saat ini dan masa depan. Akan sangat 
bijaksana jika kita belajar melupakan masa lalu, mengerjakan hal 
yang terbaik yang mampu kita kerjakan saat ini demi menggapai masa 
depan yang lebih baik. Sekelam apa masa lalu kita, masa depan kita 
seperti kertas putih yang masih sangat bersih. 

Masa lalu tidak sama dengan masa depan! Barangkali kita bisa 
mempelajari hal ini dari kehidupan seorang pemuda miskin yang 
bercita-cita menjadi bintang film. Menurut pengakuannya, ia sempat 
ditolak sekitar 1.500 kali sebelum dikontrak menjadi bintang film. 
Setiap kali ditolak, pemuda ini berkata pada dirinya, "Masa lalu 
tidak sama dengan masa depan. Hari ini tidak diterima, tidak berarti 
akan ditolak selamanya," kata pemuda tersebut. Tahukah Anda siapa 
pemuda ini? Dia bernama Sylvester Stallone! Ia berhasil karena tidak 
bersedia dikalahkan oleh kagagalan masa lalunya. 

Lalu, bagaimana caranya agar kita bisa lepas dari belenggu luka, 
tragedi ataupun beban dari masa lalu? Pengalaman saya mengatakan 
belajarlah untuk mengakui, memahami, memaafkan dan melupakannya. 
Barangkali salah satu hal tersulit adalah belajar untuk memaafkan 
orang yang bersalah kepada kita dan juga memaafkan diri sendiri. Ada 
orang tertentu yang senang menuliskan pengalaman pahitnya itu dalam 
sebuah buku dan kemudian membakarnya. Ada juga yang menceritakannya 
kepada sahabat yang bisa dipercaya memegang rahasia atau menemui 
seorang konselor untuk memperoleh bimbingan serta penyembuhan. 
Bagaimanapun kedukaan jika dibagi akan berkurang bebannya. 
Barangkali cara-cara ini bisa Anda gunakan juga sehingga Anda bisa 
memerdekakan diri dari penjajahan masa lalu. Yang tidak kalah 
pentingnya adalah berdoa memohon bantuan Tuhan. Sangat baik jika 
Anda bersikap jujur dan menceritakan semua perasaan dan luka batin 
itu kepada-Nya. Tuhan pasti menolong! 

Perkenankanlah saya mengakhir jumpa kita kali ini dengan nasihat 
dari guru kepemimpinan Dr. John C. Maxwell: though you cannot go 
back and make a brand new start, my friend. Anyone can start from 
now and make a brand new end. Meski Anda tidak bisa kembali dan 
membuat awal yang baru, sahabatku. Siapapun bisa memulainya saat ini 
dan membuat akhir yang baru. Selamat tinggal masa lalu! *** 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar