tempat berbagi cerita dan pengetahuan

Selasa, 09 Oktober 2012

Perkembangan Fisik Anak Usia Dini



Perkembangan Fisik Anak Usia DiniPerkembangan Fisik Anak Usia Dini

Sebagai seorang anak dewasa, orang tua menantikan tonggak penting seperti belajar bagaimana untuk berguling dan merangkak. Masing-masing merupakan bagian dari proses perkembangan fisik. Proses pematangan terjadi secara teratur, yaitu kemampuan keterampilan tertentu dan umumnya terjadi sebelum mencapai tonggak lainnya.
Sebagai contoh, kebanyakan bayi belajar merangkak sebelum mereka belajar berjalan. Namun, juga penting untuk menyadari bahwa tingkat di mana tonggak ini dicapai dapat bervariasi. Beberapa anak belajar berjalan lebih cepat dari teman sebaya mereka yang sama-usia, sementara yang lain mungkin diperlukan waktu sedikit lebih lama.

Tahapan Perkembangan Fisik Anak Usia Dini

Pengembangan Keterampilan

Sebagai seorang anak tumbuh, sistem saraf-nya menjadi lebih matang. Karena ini terjadi, anak menjadi lebih dan lebih mampu melakukan tindakan yang semakin kompleks. Tingkat di mana keterampilan motorik muncul kadang-kadang merupakan kekhawatiran bagi orang tua. Pengasuh sering khawatir tentang apakah anak-anak mereka mengembangkan keterampilan-keterampilan pada tingkat normal. Sebagaimana disebutkan di atas, harga mungkin agak berbeda. Namun, hampir semua anak-anak mulai memperlihatkan keterampilan motorik ini pada tingkat yang cukup konsisten kecuali beberapa jenis kecacatan hadir.
Ada dua jenis keterampilan motorik:
  • Bruto (atau besar) keterampilan motorik melibatkan otot-otot yang lebih besar termasuk lengan dan kaki. Tindakan yang membutuhkan keterampilan motorik kasar meliputi berjalan, berlari, keseimbangan dan koordinasi.  Ketika mengevaluasi keterampilan motorik kasar, faktor-faktor yang termasuk ahli melihat kekuatan, otot, kualitas gerakan dan berbagai gerakan.
  • Fine (atau kecil) keterampilan motorik melibatkan otot kecil di jari, jari kaki, mata dan daerah lainnya. Tindakan yang memerlukan keterampilan motorik halus cenderung lebih rumit, seperti menggambar, menulis, memegang benda, melempar, melambai dan penangkapan.

Pertumbuhan Fisik

Perkembangan fisik pada anak-anak mengikuti pola yang terarah:
  • Otot besar berkembang sebelum otot kecil tangan. Otot tubuh dalam inti, kaki dan tangan berkembang sebelum mereka di jari dan. Anak-anak belajar bagaimana melakukan bruto (atau besar) keterampilan motorik seperti berjalan sebelum mereka belajar untuk melakukan denda (atau kecil) keterampilan motorik seperti menggambar.
  • Pusat tubuh berkembang sebelum daerah luar. Otot terletak di inti tubuh menjadi lebih kuat dan mengembangkan lebih cepat dari yang di kaki dan tangan.
  • Pembangunan berjalan dari atas ke bawah, dari kepala ke jari kaki. Inilah sebabnya mengapa bayi belajar untuk menahan kepala mereka sebelum mereka belajar cara merangkak.

Read more: Perkembangan Fisik Anak Usia Dini | belajarpsikologi.com

Bagaimana cara mengatasi anak pemarah

si Anak Pemarah

Anak pemarah merupakan masalah bagi orang tua, bayangkan saja anak selalu marah-marah jika permintaannya tidak dituruti, bagaimana pusingnya orang tua dalam menghadapi anak yang seperti itu? Jika anak sedang emosi atau marah biasanya dilampiaskan dengan cara membanting pintu, melempar sesuatu, menendang meja, mengacaukan segala hal dan berteriak-teriak penuh kemarahan.
Rasa marah bisa timbul akibat banyak sebab, termasuk yang terjadi pada anak-anak. Terkadang orangtua ikut kesal jika anak selalu bertindak marah-marah. Berikut akan dipaparkan bagaimana mengatasi anak pemarah menurut versi Vera Farah Bararah.
Sebenarnya ada dua perasaan dasar yang menyebabkan anak-anak memiliki sifat pemarah. yaitu:
  1. Seorang anak memiliki kengintahuan dan kemauan yang kuat untuk melakukan sesuatu, tapi seringkali kemampuannya tidak sekuat keinginannya. Hal ini biasanya membuat ia kesal dan menuntunnya ke arah frustasi yang diungkapkan dengan marah-marah.
  2. Kemauan dan keinginannya untuk cepat menjadi besar. Biasanya anak-anak akan merasakan hal ini jika orangtua sudah melarang-larangnya dengan kata “tidak”. Karena ia belum bisa menguasai emosinya secara logis, maka ia memilih mengekspresikannya ke luar melalui kemarahan.

Cara Mengatasi Anak Pemarah

Sifat anak yang pemarah bisa menjadi masalah bagi ibu dan anak. Karena itu orangtua perlu memaklumi sifat anaknya tersebut. Seperti dikutip dari The baby Book karangan William dan Martha Sears, Jumat (19/3/2010) ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meredamkan amarah, yaitu:
  1. Mempelajari hal yang menyebabkan anak marah. Ketahui dengan pasti hal apa yang dapat memicu kemarahannya, seperti lapar, bosan, suasana lingkungan yang tidak mendukung atau lainnya. Dengan mengetahui penyebabnya, maka orangtua dapat mencegah kemarahan anak.
  2. Memberikan contoh sikap tenang padanya. Anak mempelajari sesuatu dari apa yang dilihat dan dengarnya, karena itu penting untuk mencontohkan sikap tenang didepannya. Jika lingkungan disekitarnya suka marah-marah, maka anak akan menganggap bahwa perilaku ini merupakan hal yang wajar.
  3. Ketahui siapa yang sedang marah. Bila orangtua adalah orang yang mudah emosi, maka akan sangat mudah bagi anak untuk memancing kemarahan dan berakhir dengan lomba saling teriak tanpa ada penyelesaian. Karena itu perlu diketahui siapa yang marah agar kondisi tetap terkendali.
  4. Usahakan untuk tetap tenang meskipun berada di tempat umum. Sebaiknya orangtua tidak menunjukkan kemarahannya pada anak di depan banyak orang, karena anak akan semakin menunjukkan rasa marahnya. Jadi cobalah untuk menggendong dan membawanya ke tempat yang lebih sepi.
  5. Memeluk dan merangkulnya erat seperti pelukan gaya beruang. Sebagian besar anak yang kehilangan kontrol akan menjadi lebih tenang saat dipeluk. Pelukan ini tidak akan terlalu mengekangnya, namun tetap memberinya keamanan dan kenyamanan yang dibutuhkan saat sedang marah.
  6. Menahan diri adalah terapi yang baik. Tunggulah sampai ia tenang sebelum memulai konseling atau mengatasi permasalahannya, karena jika ia masih marah-marah kemungkinan Anda akan terpancing untuk ikut marah.
Semoga dapat bermanfaat dalam mengatasi anak pemarah..!!

MDGs: Standard Penilaian Perkembangan Negara


Berdasarkan laporan "A Future Within Reach" maupun laporan MDGs (Millenium Development Goals) Asia Pasifik tahun 2006, Indonesia menempati kategori terbawah bersama  Bangladesh, Laos, Mongolia, Myanmar, Pakistan, Papua Nugini, dan Filipina (Kompas, 2007). Beberapa tahun yang lalu, Indonesia telah menempati kategori sebagai negara berkembang, Namun berdasarkan laporan di atas, nampaknya kini predikat tersebut tidak lagi melekat. Negara Indonesia kini mengalami kemunduran yang cukup signifikan pada berbagai aspek pembangunan.

Apakah yang menjadi dasar penilaian negara-negara di Asia Pasifik ini? Dasar penilaian yang digunakan adalah MDGs. MDGs adalah sebuah arahan untuk mencapai perkembangan milenium yang wajib diikuti oleh seluruh negara di dunia. MDGs berisi 8 buah tujuan pembangunan milenium, beserta target dan indikatornya masing-masing, dilengkapi dengan strategi dan variabel pendukung lainnya. Dalam MDGs, dibahas mengenai penanganan kemiskinan yang bersifat ekstrim, hingga rencana penghentian penyebaran HIV/AIDS, dan pengadaan pendidikan dasar yang bersifat universal. Target pencapaian MDGs untuk seluruh negara di dunia adalah pada tahun 2015 ( UNDP, 2007).

8 buah tujuan pembangunan milenium dalam MDGs berdasarkan UNDP / United Nations Development Programme (2007) adalah sebagai berikut:
 
 
1. Menghapuskan Kemiskinan dan Kelaparan yang bersifat ekstrim

Target:
1.             Selama tahun 1990 sampai dengan tahun 2015 berhasil mengurangi setengah dari jumlah penduduk yang memiliki pendapatan kurang dari $1 per hari.
Indikator:
1.       Jumlah populasi penduduk yang memiliki  pendapatan kurang dari $1 per hari (World Bank).
2.       Ratio perbedaan kemiskinan, $1 per hari (World Bank).
3.   Peningkatan penghasilan pada kelompok populasi rakyat miskin (World Bank).
2.             Selama tahun 1990 sampai dengan tahun 2015 berhasil mengurangi setengah dari jumlah populasi penduduk yang menderita kelaparan.
Indikator:
4.   Fakta anak-anak di bawah 5 tahun yang berat badannya kurang dari berat badan proposional yang seharusnya dicapai (berdasarkan usianya) (UNICEF / United Nations International Children’s Fund).
5.   Jumlah populasi yang termasuk dalam kategori meng-Konsumsi Energi Makanan/Dietary Energy Consumption dibawah batas minimum yang seharusnya (FAO / Food and Agriculture Organization).
 
 
2. Memperoleh pendidikan dasar yang bersifat universal

Target:
3.             Memastikan pada tahun 2015, seluruh anak-anak dimanapun baik perempuan dan laki-laki mampu menyelesaikan seluruh pelajaran di sekolah dasar.
Indikator:
6.   Perbandingan bersih pendaftaran di Pendidikan Dasar (UNESCO / United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization).
7.  Jumlah murid dari tingkat 1 (kelas 1 SD) yang berhasil mencapai tingkat 5 (kelas 6 SD) (UNESCO).
8.  Jumlah penduduk usia 15 – 24 tahun yang mampu membaca / tidak buta huruf (UNESCO).

 3. Mendukung persamaan gender dan pemberdayaan wanita

Target:
4.             Menghapuskan perbedaan gender pada tingkat pendidikan dasar dan menengah pertama yang diharapkan tercapai pada tahun 2005, dan pada seluruh tingkatan pendidikan selambat-lambatnya pada tahun 2015.
Indikator:
9.   Perbandingan antara jumlah perempuan dan laki-laki di pendidikan / sekolah dasar, lanjutan pertama, dan menengah atas (UNESCO).
10. Perbandingan jumlah wanita dan laki-laki usia 15-24 tahun yang mampu membaca (tidak buta huruf) (UNESCO).
11. Pemberian gaji karyawan wanita pada sektor non Agrikultur
12. Proporsi wanita yang duduk bangku di parlemen nasional (IPU / Inter-Parliamentary Union).


 4. Mengurangi angka kematian anak

Target:
5.             Mengurangi 2/3 angka kematian anak-anak dibawah usia 5 tahun antara tahun 1990 dan 2015.
Indikator:
13. Angka kematian dibawah usia 5 tahun (UNICEF)
14. Angka kematian bayi (UNICEF)
15.  Proporsi anak umur 1 tahun yang di-imunisasi campak / cacar air.
 
 
5. Memajukan kesehatan kaum ibu hamil

Target:
6.             Mengurangi ¾ ratio angka kematian ibu hamil antara tahun 1990 dan 2015.
Indikator:
16. Ratio angka kematian ibu hamil (WHO / World Health Organization).
17. Proporsi angka kelahiran bayi yang ditangani oleh para ahli di bidang kesehatan / tenaga medis (UNICEF).


 6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya

Target:
7.             Menghentikan munculnya kasus baru terjangkit HIV/AIDS dan mulai mengurangi penyebaran HIV/AIDS pada tahun 2015.
Indikator:
18. Penyebaran HIV pada wanita hamil berusia 15-24 tahun (UNAIDS / United Nations Programme on HIV/AIDS).
19. Angka penggunaan kondom sebagai bagian dari penggunaan alat kontrasepsi dan jumlah populasi berusia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan mengenai HIV/AIDS secara benar dan mendalam (UNAIDS, UNICEF, UN / United Nations Population Division, WHO).
19a. Penggunaan kondom sebagai langkah terakhir  ketika melakukan seks beresiko tinggi.
19b. Prosentase dari populasi usia 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan mengenai HIV/AIDS secara benar dan mendalam (UNICEF/WHO)
19c.   Angka penggunaan alat kontraseptif  (UN Population Division)
20.     Perbandingan antara anak-anak sekolah berusia 10-14 tahun yang yatim piatu dan yang bukan yatim piatu.
8.             Mulai mengurangi terjadinya penyakit malaria dan penyakit-penyakit serius  ainnya  dan berhasil menghentikan penyebaran pada tahun 2015
Indikator:
21. Angka kejadian dan kematian sehubungan dengan malaria (WHO).
22. Proporsi populasi di daerah yang ber-resiko terjangkit malaria dengan menggunakan cara pencegahan dan alat-alat pengobatan malaria yang efektif.
23.  Angka kejadian dan kematian sehubungan dengan TBC / Tuberculosis (WHO).
24.  Proporsi kasus TBC yang terdeteksi dan sembuh di bawah observasi langsung pada kelas treatment pengobatan jangka pendek (WHO).


7. Menjamin pelestarian / kelangsungan lingkungan hidup

Target:
9.             Menyatukan prinsip perkembangan pelestarian lingkungan hidup ke dalam kebijakan dan program-program negara;  upaya mengembalikan sumber alam yang hampir punah .
Indikator:
25. Prosentase tanah yang mengalami penghijauan dari lahan tanah yang ada (FAO).
26. Perbandingan luas daerah /lahan yang dilindungi untuk memelihara perkembangan biologi  dari luas daratan (UNEP /  United Nations Environment Programme).
27. Pasokan energi (banyaknya enegi yang digunakan diukur dalam suatu persamaan Kg minyak ) per $1,000 (PPP / Purchasing Power Parity) GDP / Gross Domestic Product (World Bank).
28. Penghasilan karbondiosida (per kapita) dan konsumsi penghabisan ozone CFCs (ODP / Ozone Depleting Potential  tons).
29. Proporsi populasi yang menggunakan bahan bakar solid (WHO).
10.         Pada tahun 2015 Mengurangi setengah dari proporsi populasi yang tidak memiliki akses air minum yang bersih dan keperluan sanitasi dasar secara konsisten.
Indikator:
30. Proporsi dari populasi yang memiliki akses sumber air yang konsisten dan lebih baik (WHO/UNICEF).
31.  Proporsi dari populasi yang memiliki akses untuk sanitasi yang lebih baik.
11.         Pada tahun 2020, berhasil mencapai peningkatan hidup yang signifikan sekurang-kurangnya 100 juta penduduk yang hidup di perkampungan miskin dan kotor.
Indikator:
32. Populasi penduduk yang hidup di perkampungan miskin dan kumuh sebagai bagian dari penduduk kota (secure tenure index) (UN Habitat).
 
 
8. Mengembangkan kerjasama global untuk perkembangan

Target:
12.     Mengembangkan lebih jauh perdagangan dan sistem keuangan yang terbuka, berdasarkan aturan, terprediksi dan tidak bersifat diskriminatif. Termasuk komitment untuk tata kelola yang baik, perkembangan dan penurunan kemiskinan baik nasional maupun internasional
13.     Menangani kebutuhan-kebutuhan khusus dari negara-negara kurang berkembang. Termasuk : Akses pembebasan tarif dan quota untuk export negara-negara yang kurang/belum berkembang; meningkatkan program keringanan pinjaman untuk HIPCs / Heavily Indebted Poor Countries dan pembatalan pinjaman bilateral; dan pemberian bantuan yang lebih dari ODA / Official Development Assistance pada negara-negara yang berkomitmen untuk memgurangi kemiskinan.
14.     Menangani kebutuhan-kebutuhan khusus dari landlocked country dan negara kepulauan kecil yang berkembang.
15.     Menangani masalah pinjaman negara-negara berkembang  secara mendalam melalui ukuran nasional dan internasional dalam rangka mengelola uang pinjaman dalam jangka panjang.
16.     Dalam kerjasama dengan negara-negara berkembang, mengembangkan dan menerapkan strategi-strategi untuk pekerjaan yang layak dan produktif bagi pemuda dan pemudi.
17.     Dalam kerjasama dengan perusahaan-perusahaan farmasi, menyediakan akses untuk mendapatkan obat-obatan penting dengan harga terjangkau bagi negara-negara berkembang.
18.     Dalam kerjasama dengan sektor swasta, menyediakan keunggulan–keunggulan teknologi-teknologi baru khususnya di bidang informasi dan komunikasi.

Indikator:
Official Development Assistance (ODA)
33. Hasil bersih ODA sebagai prosentase bagian dari penghasilan kotor produk nasional negara pendonor OECD (Organization for Economic Co-operation and Development) / DAC ( Development Co-operation Directorate) (target dari 0.7% dalam total dan 0.15% untuk LDCs / Least Developed Countries).
34. Proporsi ODA untuk layanan sosial mendasar ( pendidikan dasar, layanan kesehatan yang utama, nutrisi, menjaga air bersih, dan sanitasi).
35.  Proporsi ODA yang tidak terikat.
36a. Proporsi ODA untuk lingkungan hidup di negara kepulauan kecil yang berkembang.
36b. Proporsi ODA untuk sektor transport di negara yang tertutup.

Market Access
37. Proporsi ekspor-ekspor (berdasarkan nilai dan tidak termasuk senjata-senjata) bebas pajak dan kuota.
38. Tarif dan kuota rata-rata untuk produk agrikultur, tekstil, dan pakaian.
39. Subsidi agrikultur domestik dan ekspor di negara-negara OECD.
40.  Proporsi dari ODA yang disediakan untuk membantu membangun kapasitas perdagangan.

Debt Sustainability
41. Proporsi atas pembatalan pinjaman official billateral HIPC / Heavily Indebted Poor Countries.
42. Jumlah total negara-negara yang mencapai poin-poin decision HIPC dan jumlah yang mencapai poin-poin completion (kumulatif) (HIPC) (World Bank-IMF / International Monetary Fund).
43. Layanan pinjaman dalam prosentase ekspor barang-barang dan jasa (World Bank)
44. Pemberian pinjaman di bawah inisiatif HIPC (HIPC) (World Bank-IMF)
45. Pengangguran berusia 15-24 tahun: per jenis kelamin dan total (ILO / International Labour Organization).
46. Proporsi populasi dengan akses untuk memperoleh obat-obatan penting dengan harga terjangkau secara konsisten (WHO).
47. Langganan jaringan telepon dan selular per 100 populasi (ITU / International Telecommunication Union).
48. Pengguna Personal Computer (PC) dan internet per 100 populasi (ITU).

Kedelapan buah tujuan beserta target dan indikator inilah yang dijadikan standard ukuran keberhasilan bagi negara-negara di dunia dalam membangun negaranya, tentunya termasuk juga di dalamnya adalah negara Indonesia. Berhasil atau tidaknya negara Indonesia mencapai target MDGs di tahun 2015, tergantung pada sejauh mana kesadaran masyarakat dan pemerintah Indonesia untuk bekerjasama membangun negara yang lebih kondusif dan lebih baik. Oleh karena itu, masing-masing individu sebagai warga negara Indonesia, sesungguhnya wajib untuk memikirkan dan melakukan sesuatu yang dapat membangun negara ini menjadi lebih baik  dilihat dari berbagai aspek pembangunan.

Catatan Singkatan-Singkatan Kata:
CFCs : Chlorofluorocarbons
DAC:  Development Co-operation Directorate
FAO : Food and Agriculture Organization
HIPCs : Heavily Indebted Poor Countries
ILO: International Labour Organization
IPU: Inter-Parliamentary Union
ITU: International Telecommunication Union
LDCs: Least Developed Countries
ODA : Official Development Assistance
ODP : Ozone Depleting Potential
OECD : Organization for Economic Co-operation and Development
TBC : Tuberculosis
UN : United Nations
UNAIDS : United Nations Programme on HIV/AIDS
UNDP: United Nations Development Programme
UNEP: United Nations Environment Programme
UNESCO : United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization
UNICEF : United Nations International Children’s Fund
WHO: World Health Organization
PPP: Purchasing Power Parity
GDP: Gross Domestic Product
IMF: International Monetary Fund

Daftar Pustaka
UN. Millenium Development Goals. Diambil pada tanggal 5 Maret 2007 dari World Wide Web: http://www.un.org/millenniumgoals/

UNDP. Millenium Development Goals. Diambil pada tanggal 5 Maret 2007 dari World Wide Web: http://www.undp.org/mdg/

UN, Millenium Project. Diambil pada tanggal 5 Maret 2007 dari World Wide Web:  http://www.unmilleniumproject.org/

Maria Hartianingsih. (2007, 3 Maret). Indonesia Mundur soal MDGs.  Jakarta: Harian Umum Kompas.
 

Kesulitan Menulis Skripsi



Saya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi yang sedang menyusun skripsi. Pada saat ini saya sedang dilanda kebingungan sebab belum tahu topik apa yang harus saya tulis. Setiap kali saya ingin memulai saya tidak tahu harus mulai dari mana dan saya merasa malas sekali. Sekarang ini saya bahkan jadi segan ke kampus karena takut ditanya oleh teman-teman dan dosen pembimbing. Gimana dong caranya supaya saya bisa menyelesaikan skripsi?
Pertanyaan di atas adalah salah satu contoh kasus yang banyak ditanyakan oleh para mahasiswa yang sedang menyusun skripsi pada rubrik ruang konseling di website ini. Masalah diatas mungkin mewakili ribuan mahasiswa yang memiliki kesulitan dalam penyusunan skripsi mereka. Kesulitan lain yang seringkali dialami diantaranya kesulitan mencari judul untuk skripsi, kesulitan mencari literatur dan bahan bacaan, dana yang terbatas, atau takut menemui dosen pembimbing. Kesulitan–kesulitan tersebut pada akhirnya dapat menyebabkan: stress, rendah diri, frustrasi, kehilangan motivasi, menunda penyusunan skripsi dan bahkan ada yang memutuskan untuk tidak menyelesaikan skripsinya. Kondisi ini banyak menimpa mahasiswa di semua fakultas dan jurusan, termasuk mahasiswa fakultas Psikologi. Hal ini tentu saja sangat merugikan mahasiswa yang bersangkutan mengingat bahwa skripsi merupakan tahap paling akhir dan paling menentukan dalam mencapai gelar sarjana. Selain itu usaha dan kerja keras yang telah dilakukan bertahun-tahun sebelumnya menjadi sia-sia jika mahasiswa gagal menyelesaikan skripsi. Pertanyaan kita kemudian adalah bagaimana menyiasati hal tersebut sehingga para mahasiswa ini dapat segera mulai menulis, tidak kehilangan motivasi dan segera dapat menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya.
Dalam artikel ini penulis mencoba untuk mengemukakan beberapa cara untuk menangani permasalahan-permasalahan yang seringkali dialami mahasiswa seperti yang tersebut diatas. Berikut ini adalah beberapa saran yang mungkin berguna untuk diikuti jika anda termasuk dalam kategori mahasiswa yang mengalami masalah dalam penyusunan skripsi:

Perencanaan yang Matang

Dalam melakukan setiap kegiatan biasakan untuk merancang suatu rencana secara matang. Dengan perencanaan yang matang diharapkan tujuan akan lebih mudah dicapai. Hersey dan Blanchard (1995) mengatakan perencanaan adalah penyusunan tujuan dan sasaran serta penyusunan peta kerja yang memperlihatkan cara pencapaian tujuan dan sasaran. Untuk memudahkan langkah pelaksanaan penulisan skripsi, maka mahasiswa dapat membuat suatu peta kegiatan seperti contoh berikut ini
Peta Kegiatan Penyusunan Skripsi
No.
AKTIVITAS
April
Mei
Juni
Juli
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1.
Mencari literatur
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X



2.
Perumusan Permasalahan
X
X














3.
Bimbingan dengan dosen

X

X
X

X


X
X
X
X



4.
Proposal Skripsi


X













5.
Bab I



X












6.
Bab II





X










7.
Bab III








X







8.
Pembuatan Instrumen








X







9.
Pengujian Instrumen









X






10.
Pembuatan Surat Ijin Ke Fakultas & Instansi Terkait









X






11.
Uji Statistik










X





12.
Bab IV










X





13.
Bab V











X




14.
Mengajukan Ujian Skripsi












X



15.
Revisi


































Peta kegiatan yang di buat harus dilaksanakan dengan disiplin, karena bila terlalu memberi toleransi pada diri sendiri maka semua yang ada di peta tersebut akan sia-sia. Sedangkan hal yang masih boleh ditoleransi adalah bila berhubungan dengan dosen pembimbing dan hal yang berhubungan dengan pengurusan surat-surat keterangan.

Motivasi Diri Anda

Mengapa motivasi penting? Untuk menjelaskannya kita dapat memakai teori dasar dari motivasi yang dikemukakan oleh Vroom (Dunnet, 1990) bahwa Prestasi (P) merupakan hasil dari Motivasi (M) dan Kemampuan/Ability (A) dengan model sebagai berikut P = M x A. Dengan model ini maka bila ada dua orang dengan kemampuan yang sama mengerjakan suatu tugas yang sama pula maka hasilnya bisa sangat berbeda. Misalkan Amir dan Budi sama-sama memiliki kemampuan 100, tetapi Amir memiliki motivasi 1 sedang budi memiliki motivasi 3 maka sesuai model diatas prestasi Amir hanya 100 sedangkan Budi 300. Terlihatlah sekarang betapa motivasi sangat berperan bagi prestasi seseorang.
Untuk memotivasi diri tampaknya salah satu kalimat dalam suatu iklan produk yang berbunyi "Ayo kamu bisa", harus selalu menjadi pegangan anda. Berkatalah pada diri sendiri "Saya pasti bisa, karena saya mampu". Jangan anggap remeh kemampuan diri anda. Anda adalah seorang yang memiliki kemampuan yang luar biasa. Waktu anda sangat banyak, gunakan dengan efektif dan efisien. Dalam 1 minggu ada 7 hari, dalam 1 hari ada 24 jam. Bila anda mengganggap waktu anda sempit, anda salah! Salah besar. Waktu anda dijadwalkan dengan batas waktu yang anda tentukan sendiri, jangan sampai waktu anda "terpaksa" di batasi oleh fakultas, karena masa studi anda sudah hampir habis.
Mulai hari ini cobalah memotivasi diri anda sejak anda berada di rumah. Buatlah diri anda berharga dan berbahagia. Bawalah kebahagian itu kemana anda berada, baik ke kampus, ke kantor atau ke lingkungan manapun juga. Tapi bagaimana caranya? Itukah yang anda tanyakan! Menurut DePorter dan Hernacki (2001), sebelum anda melakukan hampir semua aktivitas dalam hidup anda, baik secara sadar maupun tidak, anda akan bertanya pada diri anda tentang "Apa manfaat ini bagiku?". Pertanyaan "apa manfaatnya bagiku" tersebut terus anda tanyakan pada diri anda sepanjang hari untuk memilih alternatif-alternatif aktivitas yang akan anda lakukan.
Untuk lebih jelas dapat anda bayangkan hal berikut ini : setiap pagi hari biasanya anda bangun tidur kemudian sembahyang subuh kemudian tidur lagi. Tetapi seharusnya akan lebih sehat bila anda bangun pagi sembahyang subuh kemudian berolahraga pagi. Anda harus menimbang kedua hal tersebut dengan menanyakan "apa manfaatnya bagiku?". Bila anda pilih tidur lagi, ada kemungkinan anda terlambat dalam perkuliahan karena anda bangun kesiangan. Bila anda memilih berolahraga pagi, badan anda terasa segar dan sehat dan andapun dapat berangkat ke kampus tepat waktu.
Dalam banyak situasi menemukan "apa manfaatnya bagiku" sama saja dengan menciptakan minat terhadap sesuatu yang akan kita kerjakan (DePorter & Hernacki, 2001). Untuk beberapa hal mungkin mudah sekali kita tertarik dan berminat melakukannya namun ada juga hal-hal yang harus dipaksa terlebih dahulu sebelum kita tertarik untuk mengerjakannya. Namun demikian, sesulit apapun sesuatu yang harus anda lakukan, anda selalu dapat menemukan sesuatu hal menarik yang dapat memberikan motivasi bagi diri anda. Paling penting bagi anda adalah bahwa anda sudah termotivasi untuk mempelajari suatu hal/informasi baru karena beberapa alasan. Hal inilah yang dapat membantu anda untuk menyelesaikan penulisan skripsi anda. Pada saat anda sudah termotivasi maka segala sesuatu akan terasa lebih ringan dan menyenangkan. Sedangkan rasa bosan dan malas dengan sendirinya akan musnah, bila anda sudah termotivasi dengan baik (istilah kerennya: motivasi menulis skripsi sudah terinternalisasi)

Fokus pada Materi

Sebelum mulai menulis cobalah anda tanyakan pada diri sendiri: "Bidang apa dalam Psikologi yang sesuai dengan selera saya; Klinis, Perkembangan, Sosial, Olahraga, Pendidikan, Industri dan Organisasi atau yang lain?". Selanjutnya tentukan pilihan anda dan mulailah memilih topik yang sederhana dan gampang untuk mencari sumber bacaan atau informasi. Jangan menulis suatu topik yang terlalu luas, usahakan fokus pada satu permasalahan dan anda harus dapat membuat batasan secara jelas. Permasalahan yang dirumuskan haruslah logis dan terdukung oleh literatur dan bahan bacaan yang memadai. Hal ini sejalan dengan apa yang pernah dikemukakan oleh Sumadi Suryabrata, Guru besar fakultas Psikologi UGM, bahwa untuk jenjang Strata 1 (S1) bentuk penulisan jangan terlalu sulit, cukup membuktikan hubungan dua variabel atau perbedaan suatu variabel. Dengan perkataan lain, janganlah anda mempersulit diri dengan memilih topik yang hebat-hebat atau heboh padahal anda tidak yakin bahwa anda menguasai materi tersebut, dan jangan terlalu idealis bila anda ingin menyelesaikan skripsi dengan cepat dan tepat waktu. Namun demikian tidak berarti bahwa skripsi boleh dibuat ala kadarnya. Sebagai orang berpendidikan anda juga harus sadar bawa skripsi yang anda hasilkan harus memiliki nilai akademis dan manfaat bagi siapapun yang berkepentingan terhadap skripsi tersebut.
Langkah awal yang terpenting untuk diingat dalam penulisan suatu penelitian ilmiah (Skripsi) adalah kemampuan anda untuk membuat rumusan permasalahan, tujuan penelitian dan manfaat penelitian tersebut. Semua itu harus memiliki landasan teori yang mendasar dan didukung argumen logis dari penulis. Tanpa itu mustahil dapat disetujui oleh dosen pembimbing.

Tingkatkan Kemampuan Sosialisasi

Dalam menyusun skripsi, menulis bukanlah kemampuan satu-satunya yang harus dikuasai, karena kemampuan sosialisasi memiliki porsi yang cukup vital. Rasa takut untuk menemui dosen pembimbing adalah salah satu cerminan kemampuan sosialisasi yang buruk. Rasa takut ini harus dibuang jauh-jauh dengan memulai dari diri sendiri dengan cara paling sederhana seperi menjaga penampilan fisik dan bersopan santun. Terkadang mahasiswa tidak percaya diri karena penampilan fisik yang tidak layak bagi seorang mahasiswa seperti memakai celana jeans robek, tidak memakai sepatu, rambut gondrong dan dikucir, dan hal lain yang menjadi kebiasaaan buruk dalam penampilan sehari-hari. Bagi sebagian mahasiswa mungkin tidak akan ada masalah jika berhadapan dengan mahasiswa lain atau teman-temannya, tetapi jika berhadapan langsung dengan dosen pembimbing, seringkali mereka menjadi tidak percaya diri. Nah bagi anda yang merasa bahwa penampilan anda kurang oke, cobalah segera memperbaikinya. Bila anda sudah dapat memperbaiki penampilan maka rasa percaya diri akan tumbuh lebih baik.
Selain itu rasa takut muncul lebih besar dikarenakan cerita-cerita dari kakak-kakak senior tentang dosen pembimbing yang killer. Untuk hal ini, sebaiknya anda jangan sekali-kali percaya begitu saja, buktikan terlebih dahulu, karena terkadang reaksi dosen menjadi killer adalah karena sikap mahasiswa yang kurang santun dan tidak memperhatikan situasi dan kondisi. Terlebih lagi bagi anda mahasiswa psikologi yang diharapkan lebih dapat bersikap yang lebih baik dibanding dengan mahasiswa fakultas lain. Guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan anda harus dapat memahami kapan waktu dan kondisi yang tepat untuk bertemu dosen pembimbing. Bila perlu cobalah anda pelajari kepribadian dosen pembimbing anda sehingga anda tahu persis bagaimana membina hubungan yang baik demi kelancaran proses penulisan skripsi anda.

Mulai Sekarang Juga

"Inilah saatnya",
jangan menunggu, anda harus mulai mencari literatur sedini mungkin. Saat ini juga baca sebanyak mungkin literatur yang anda suka, kemudian rumuskan menjadi variabel yang siap dituliskan di skripsi anda. Datangi seluruh perpustakaan yang ada, toko buku dan pedagang buku bekas untuk mencari bahan-bahan yang anda butuhkan. Jelajahi juga website-website yang menyediakan informasi yang anda butuhkan. Baca juga ensiklopedia elektronik seperti Encarta, Grolier, Britanica atau yang lainnya.
Segeralah lengkapi diri anda dengan buku penuntun penulisan skripsi yang biasanya diterbitkan oleh fakultas, atau bagi anda mahasiswa fakultas Psikologi, anda dapat membaca dan mengikuti ketentuan penulisan karya ilmiah dari APA (American Psychologist Association). Langkah berikutnya yang perlu dilakukan adalah mencatat dengan lengkap nama pengarang, tahun terbit, judul buku, penerbit serta halaman dari kutipan yang anda baca. Mengingat bahwa hal-hal tersebut sangat vital, usahakan anda dapat memperoleh copy dari tulisan yang anda kutip.
Begitu data/informasi sudah terkumpul,maka anda harus segera menyusun tulisan berdasarkan bahan yang ada dan memformulasikannya menjadi sebuah proposal yang kemudian diajukan ke fakultas. Jangan pernah menunda untuk menyusun proposal skripsi, sebab sekali tertunda maka akan membutuhkan waktu yang lama bagi anda untuk mulai mengerjakannya kembali. Oleh karena itu, MULAILAH SEKARANG JUGA! Selamat mencoba, semoga sukses. (jp)